Rabu, 23 April 2014

Tiga jenis murai batu asal Sumatera: Deskripsi dan video

Tiga jenis murai batu asal Sumatera: Deskripsi dan video

Sebenarnya jenis-jenis murai batu asal Sumatera sudah sering dijelaskan dalam berbagai blog maupun website burung, termasuk di omkicau.com. Om Kicau pernah menjelaskanjenis-jenis murai batu dan habitatnya, serta bagaimana cara membedakan murai batu asal Sumatera dan Kalimantan. Namun, ketika beragam murai batu beredar di pasar burung, tak sedikit kicaumania yang tetap kebingungan membedakannya. Apalagi, tidak bisa dimungkiri, banyak praktik nakal dari oknum pedagang burung yang sering mengklaim MB dari daerah yang satu sebagai MB dari daerah lain.
Om Kicau tidak ingin mempertajam polemik mengenai mana murai batu yang paling joss untuk lomba, karena ini akan mengingkari sifat dari hobi burung: memperoleh kepuasan batin. Bukan memperoleh musuh baru dan bisa diajak berdebat soal mana murai batu yang lebih unggul dalam lomba.
Masing-masing jenis murai batu punya penggemar di komunitas masing-masing, juga di kalangan kicaumania yang mukim di pulau tertentu. Jadi, kalau mau berdebat, silakan turunkan gaco masing-masing ke even lomba / latber, karena di sanalah jawaban yang sesungguhnya. Bukan jawaban dari hasil silang pendapat di berbagai forum online.
Nah, artikel kali ini sekadar kilas balik mengenai tiga jenis murai batu asal Sumatera yang paling popular saat ini, yaitu murai batu medan, murai batu lampung, dan murai batu nias. Masing-masing akan dideskripsikan berdasarkan kondisi terkini, dilengkapi dengan video yang pernah diunggah beberapa sobat kicaumania di youtube.
Om Kicau merasa perlu membuat deskripsi ini, karena masih banyak penggemar MB yang mengaku kesulitan membedakan dan mengetahui daerah asal dari burung murai batu tersebut. Apalagi, sampai saat ini memang belum ada ciri-ciri khusus yang dapat membedakan masing-masing jenis murai secara akurat, khususnya dari Sumatera.
Pasalnya, semua murai batu di Sumatera berasal dari spesies yang sama, yaitu Copychus malabaricus. Spesies ini juga sama persis seperti yang dijumpai di Thailand, kawasan Indochina (Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Laos), serta Semenanjung Malaysia (wilayah Malaysia selain yang ada di Kalimantan Utara).
Memang, Copsychus malabaricus memiliki beberapa subspesies / ras, tetapi perbedaannya sangat tipis. Dan, ketika burung sudah ada di pasar burung, tetaplah sulit untuk membedakannya kecuali murai batu ekor hitam / blacktail.
Maka, apa yang tersaji di sini pun sesungguhnya hanya merupakan panduan awal saja, berdasarkan beberapa referensi terpercaya. Sebab, sekali lagi, pada dasarnya tetap susah membedakan murai batu menurut habitat aslinya, kecuali para pemikat yang menangkap langsung burung itu di lokasi tertentu. Namun, setidaknya, ini bisa meningkatkan pemahaman kita, terutama saat hunting murai batu di pasar burung.
MURAI BATU LAMPUNG
murai lampung super
Murai batu lampung super
Di daerah asalnya, yaitu hutan-hutan di wilayah Lampung dan sekitarnya (Krakatau), sebenarnya sudah sangat jarang ditemukan burung murai batu yang khas daerah ini.
Hal ini antara lain karena maraknya kasus alihfungsi hutan menjadi kawasan perkebunan dan permukiman penduduk. Meski murai batu bukan termasuk burung migran, apalagi pindah lokasi dalam jarak jauh, kemungkinan perpindahan lokasi akibat kerusakan habitat tetap ada.
Artinya, ada sebagian murai batu yang mati karena habitat rusak dan tak mampu menyediakan lagi pakan untuknya, namun pasti ada sebagian (meski kecil) yang punya kondisi fisik paling prima akan lolos dari seleksi alam, dan memperoleh habitat baru di luar Provinsi Lampung.
Menurut beberapa rekan kicaumania yang tinggal di Lampung, selama ini burung yang dikenal sebagai murai batu lampung sesungguhnya dipasok dari Kota Agung, Jambi, dan Riau. Bukan hasil tangkapan para pemikat di hutan-hutan yang ada di wilayah Lampung.
Ciri-ciri murai batu lampung antara lain:
  • Postur tubuhnya relatif kecil
  • Kalau berbunyi tidak seperti murai batu borneo yang mengembungkan bulu-bulunya.
  • Ada beberapa individu yang pada awal buka suara mengembungkan bulu-bulunya, tetapi setelah itu kembali normal.
Memilih murai batu lampung di pasaran memang agak susah jika tidak ditemani oleh seseorang yang sudah benar-benar mengerti bagaimana bentuk MB lampung. Sebab, ada beberapa pedagang yang kerap menyebut murai batu dari daerah lain (misalnya Kalimantan) sebagai MB lampung.
Gaya tarung murai batu lampung juga bervariasi, sehingga tak bisa dijadikan tengara khusus. Tetapi, menurut beberapa sobat kicaumania asal Lampung, salah satu ciri khas murai batu lampung adalah gaya mematuknya yang dilakukan sambil menaikturunkan kepalanya.
Selain itu, warna merah / oranye pada bagian dadanya terlihat sedikit lebih gelap ketimbang murai batu asal Kalimantan. Adapun mengenai sebutan murai batu lampung super, kemungkinan ditujukan untuk murai yang memiliki ekor lebih panjang.
Video murai batu lampung
MURAI BATU MEDAN
MB MEDAN...
Murai batu medan
Istilah murai batu medan sebenarnya hanya brandingproduk saja. Sebab, jika ditelusuri lebih lanjut, jenis ini didatangkan dari beberapa daerah di Aceh, Pasaman, Padang Sidempuan, bahkan dari Semenanjung Malaysia.
Dulu, murai batu medan masih banyak dijumpai di beberapa kawasan di Sumatera Utara, misalnya Bukit lawang, Bohorok, dan kaki Gunung Leuser yang berada di wilayah provinsi ini. Perlu diketahui, Taman Nasional Gunung Leuser berada di perbatasan Sumatera Utara dan Aceh, sebagaimana Dieng yang berada di perbatasan Banjarnegara dan Wonosobo.
Tetapi, menurut beberapa sobat kicaumania di Sumatera Utara, keberadaan murai batu saat ini sudah jarang ditemukan di beberapa kawasan tersebut. Para penangkar setempat pun kesulitan mendapatkan murai batu asli medan, sehingga praktik yang sering dilakukan adalah mengawinkan jantan dan betina murai batu dari berbagai jenis, untuk mendapatkan burung yang istimewa.
Karena itulah, sebagian besar murai batu medan yang beredar di pasaran sebenarnya berasal dari Aceh, dan sebagian lainnya dari Pasaman, Padang Sidempuan, dan Malaysia.
Murai batu medan memang paling popular dan paling banyak disukai kicaumania di Indonesia. Hal inilah yang membuat harganya lebih tinggi daripada jenis murai batu yang lain.
Berikut ini beberapa ciri khas murai batu medan :
  • Postur tubuhnya lebih besar daripada jenis murai batu lainnya.
  • Badan tegap.
  • Bentuk kepala bagus.
  • Ekornya panjang dan melengkung.
  • Warna hitam pada bulunya memiliki efek kebiruan saat terkena sinar
  • Suara kicauannya bervariasi, dengan volume cukup keras.
Karena ciri yang paling mudah diingat adalah ekornya yang panjang, para oknum pedagang nakal pun sering menyambung ekor murai batu jenis lain, sehingga terlihat panjang seperti murai batu medan.
Video murai batu medan
MURAI BATU NIAS
murai nias paling populer natalia
Murai batu nias
Murai batu nias memang berbeda dari dua jenis yang sudah dijelaskan sebelumnya, karena memiliki ciri khas berupa ekor hitam.
Nias merupakan pulau kecil di bawah Sumatera, dan termasuk dalam wilayah administratif Provinsi Sumatera Utara. Daerah ini dulu memang menjadi habitat murai batu ekor hitam, tetapi kondisi saat ini sudah jauh berbeda.
Di habitat aslinya, burung ini juga sudah makin jarang ditemui. Namun, karena brand image sudah terbentuk, para pedagang sering mengakalinya dengan menyebut murai ekor hitam yang dijualnya berasal dari Nias.
Padahal, praktik yang terjadi saat ini, banyak beredar murai batu ekor hitam dari daerah lain di Sumatera, seperti Mentawai / Pagai, Sibanang, Simeulue, dan sebagainya.
Murai batu nias, dalam pengertian jenis yang asli dari Pulau Nias, memiliki beberapa ciri sebagai berikut :
  • Postur tubuh relatif kecil, atau seukuran murai batu lampung.
  • Warna merah / oranye pada bulu dadanya juga mirip MB lampung.
  • Bulu utama pada ekornya tidak berwarna putih seperti jenis murai batu lainnya, tetapi hitam (blacktail).
Sebagian murai batu ekor hitam yang berasal dari daerah selain Nias juga memiliki ciri yang sama, tetapi ada juga yang sebagian bulu utama pada ekornya tidak murni hitam. Untuk melihat keragaman murai batu ekor hitam asal Sumatera, silakan buka kembali arsipnya di sini.
Gaya tarung murai batu blacktail cukup unik, yaitu menggerak-gerakkan kepala sambil berkicau. Burung jenis ini juga banyak dicari untuk dikembangbiakan, khususnya yang berjenis kelamin betina. Induk betina MB ekor hitam dikawinkan dengan MB medan atau lampung, untuk mendapatkan burung istimewa.
Meningkatnya permintaan murai batu ekor hitam juga sering dimanfaatkan pedagang nakal untuk mengakali calon pembelinya. Hal ini terutama setelah Natalia, prototipe MB blacktailpaling sempurna sejauh ini, sering menjuara even nasional, dengan mengalahkan murai batu medan maupun MB lampung.
Sejak saat itulah, sejumlah pedagang nakal sering “menyulap” murai batu ekor putih, dengan menyemirnya menjadi hitam.
Video murai batu ekor hitam
Itulah tiga jenis murai batu asal Sumatera yang paling popular saat ini. Selain dari Sumatera, ada juga murai batu yang merupakan burung endemik di Jawa, yaitu larwo. Bagaimana bentuk dan ciri-cirinya, silakan buka arsipnya di sini. Ada pula murai batu asal Kalimantan (silakan cek di sini).
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar