Kamis, 24 April 2014

Perawatan kacer bakalan agar rajin bunyi

Perawatan kacer bakalan agar rajin bunyi

Beberapa penggemar kacer, khususnya pemula, sering menanyakan perawatan burungnya yang masih bakalan agar rajin bunyi. Mereka sangat ingin agar momongan barunya, yang belum dewasa, bisa cepat bunyi dan kelak menjadi rajin bunyi. Yang perlu ditekankan di sini adalah tidak ada yang instan dalam menjadikan kacer Anda rajin bunyi, kecuali dengan caratake-over alias membeli burung yang sudah beberapa kali jawara di arena lomba. Konsekuensinya, harganya mahal banget. Kalau Anda telaten dan sabar dalam merawat, kemudian burung nantinya gacor, tentu ini menjadi kepuasan batin tersendiri. Dan, inilah makna sejati dalam menjalankan hobi burung kicauan.
images
Merawat kacer bakalan, yang berasal dari tangkapan hutan, diperlukan tahap prakondisi terlebih dulu sebelum Anda berharap burung nantinya rajin bunyi. Sebagaimana perawatan jenis burung bakalan lainnya, tahap prakondisi ini terdiri atas proses penjinakan dan melatih burung agar mau makan voer.
Proses penjinakan kacer bakalan
Penjinakan kacer bakalan, khususnya yang berasal dari tangkapan hutan, harus dilakukan kalau  Anda tak ingin repot dalam rawatan hariannya. Adapun untuk anakan atau kacer muda yang Anda peroleh dari penangkar tak memerlukan proses penjinakan, kecuali proses adaptasi lingkungan, dari lingkungan lama (farm atau tempat penangkaran) ke lingkungan di sekitar rumah Anda.
Burung yang belum jinak bukan hanya akan merepotkan dalam perawatan harian, tetapi juga tidak memungkinkan untuk dilombakan. Jadi, penjinakan kacer bakalan tangkapan hutan menjadi sebuah keniscayaan,
Kacer yang masih giras / belum jinak, tidak akan bisa sepenuhnya mengeluarkan suaranya secara maksimal dalam lingkungan rumah. Sebab burung akan takut melihat orang, termasuk Anda selaku pemiliknya. Ia juga akan stres saat mendengar suara-suara di sekitar rumah, yang asing dalam pendengarannya, seperti bunyi mesin cuci, suara televisi yang terlalu keras, kucing yang menerornya, dan sebagainya.
Untuk menjalankan program penjinakan kacer bakalan yang masih giras, Anda bisa mengikuti panduannya di sini.
Melatih burung makan voer
Langkah ini juga menjadi kelaziman dalam pemeliharaan kacer bakalan hasil tangkapan hutan. Tetapi tidak perlu dilakukan apabila Anda memperoleh burung dari hasil penangkaran.
Sebagian kicaumania memang lebih senang membeli kacer bakalan, karena harganya lebih murah daripada burung yang sudah jadi. Jika burung dalam kondisi belum ngevoer, harga biasanya lebih miring daripada burung yang sudah terbiasa makan voer. Konsekuensinya, Anda harus melatihnya agar mau makan voer.
Untuk melatih kacer bakalan agar mau makan voer, Om Kicau sudah memberikan beberapa tips  yang bersifat umum untuk berbagai  jenis burung kicauan. Coba cek beberapa arsip artikel di bawah ini :
Tahapan membuat burung rajin berkicau
Jika kedua tahapan di atas sudah dilalui, proses berikutnya tentu menjadi  lebih mudah, yaitu bagaimana membuat burung menjadi rajin berkicau. Dalam tahapan ini, salah satu aspek terpenting adalah memberikan pakan tambahan atau extra fooding (EF) yang mempunyai kandungan protein tinggi.
Untuk kacer, bahan pakan dari EF yang kaya protein antara lain jangkrik, belalang, dan cacing tanah. Pakan berprotein tinggi tersebut bisa diberikan dalam jumlah cukup banyak, namun bisa dilakukan variasi menu, serta disesuaikan pula dengan karakter burung masing-masing.
Sbagai contoh, jika Anda memberikan jangkrik dalam jumlah banyak, maka pemberian cacing cukup setengah atau seperempat porsi jangkrik. Sebaliknya, jika cacing tanah diberikan dalam jumlah cukup banyak, maka jangkrik cukup setengah atau seperempat porsi cacing tanah. Sebab kedua bahan pakan hidup ini sama-sama kaya protein. Jika keduanya diberikan dalam porsi banyak dalam waktu bersamaan, maka burung mudah sekali mengalami over birahi (OB).
Kacer sama dengan jenis anis yang menyukai cacing tanah
Sebagaimana anis, kacer juga menyukai cacing tanah.
Sebenarnya kroto pun bisa diberikan kepada kacer. Namun silakan dipertimbangkan baik dan buruknya untuk kacer Anda. Sebab kroto bisa memberi efek berbeda pada individu kacer yang berbeda pula (silakan cek masalah tersebut di sini).
Bukan berarti kacer tidak perlu diberi kroto dalam rawatan hariannya. Om Khadafi pun memberikan 2 sendok kroto setiap hari kepada kacer Rincong miliknya. Tetapi, sekali lagi, semua itu berdasarkan treatment dari masing-masing pemilik setelah mengenali karakter burungnya.
Oh ya, ketika memberikan EF seperti jangkrik atau cacing tanah, Anda pun bisa memanfaatkan momen ini untuk melakukan pe-de-ka-te terhadap kacer bakalan yang baru dibeli. Maksudnya, Anda bisa memberikannya melalui media tertentu, misalnya lidi, atau kalau perlu langsung dari jari-jari Anda yang masuk ke dalam sangkar burung.
Cara ini akan membuat kacer menjadi jinak lalat, bahkan lama-lama bisa menciptakan hubungan batin tersendiri. Kalau kita amati video di youtube, banyak sekali burung kicauan yang memiliki hubungan batin yang dekat dengan pemiliknya, mulai dari murai batu, kacer,branjangangelatik wingko, dan sebagainya. Jadi, bukan hanya burung paruh bengkok saja yang bisa menjalin hubungan batin dengan pemilik atau perawatnya.
Perlukah suplemen untuk menggacorkan burung?
Pertanyaan ini kerap dilontarkan beberapa kicaumania dalam beberapa forum. Mereka sering menyangsikan kemanfaatan vitamin dan mineral untuk burung kicauan, dengan alasan yang sangat konyol: “Bukankah burung di alam liar tidak pernah mendapat vitamin dan mineral, tetapi toh tetap bisa berkicau”.
Saya menyebutnya sebagai alasan konyol, karena burung di alam liar secara naluriah sudah memiliki preferensi terhadap bahan pakan tertentu yang mengandung vitamin, mineral, protein, energi metabolisme, dan zat gizi (nutrisi lainnya). Kalau Anda lihat ayam di jalan-jalan kampung sering mematuki tanah, itu merupakan contoh bagaimana unggas punya naluri untuk mencukupi kebutuhan mineral yang diperolehnya dengan mengorek-ngorek remahan tanah, dan sebagian akan dimakannya.
Tetapi ketika burung dipelihara dalam sangkar / kandang, sifat naluriah itu jelas tidak ada. Ia sangat tergantung dari pakan yang Anda berikan. Ketika bahan pakan tidak mencukupi semua kebutuhan nutrisinya, khususnya vitamin dan mineral, ia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali pasrah dan ikhlas menjalani takdirnya di tangan sang pemilik.
Satu-satunya cara untuk memastikan burung kecukupan vitamin dan mineral (dalam pengertian seluruh jenis vitamin dan mineral yang paling esensial) ya dengan memberikan suplemen, atau asupan di luar pakan utama (voer) dan pakan tambahan seperti jangkrik, cacing tanah, belalang, dan sebagainya.
Kalau Anda baca artikel di sejumlah tabloid burung , sebagian besar burung lomba pun rutin diberi multivitamin dan/atau multimineral sebagai bagian integral dari perawatan hariannya. Itu sebabnya, Om Kicau selalu menganjurkan pemberian multivitamin seperti BirdVit (cukup 2-3 kali seminggu) dan multimineral seperti BirdMineral (1-2 kali semingg) kepada kacer atau jenis burung kicauan lainnya.
Kecukupan vitamin, khususnya vitamin C, sangat menentukan kondisi burung apakah fit atau tidak. Sedangkan vutamin lain dan juga mineral umumnya untuk menunjuang kesempurnaan metabolisme tubuh, serta menghindari gangguan kesehatan / penyakit tertentu. Jika burung dalam kondisi fit, maka potensi stres bisa ditekan, dan pada saatnya nanti dia akan rajin berbunyi.
Ada sebagian pembaca yang bertanya, apakah pemberian TestoBirdBooster (TBB), yang kini banyak digunakan para kicaumania dan sebagian besar telah memberikan hasil positif, bisa diterapkan pada burung bakalan termasuk kacer? Boleh saja, sepanjang umurnya sudah lebih dari 2,5 atau 3 bulan.
Ada juga yang bertanya, apakah pemberian BirdVit bisa dilakukan bersamaan dengan TBB? Dianjurkan untuk memberikannya pada hari yang berlainan. Sebab, absorbsi atau proses penyerapan zat-zat yang terkandung dalam satu produk biar berjalan sempurna dulu di dalam tubuh burung, dan biasanya memiliki interval 12 – 14 jam.
Aktivitas mandi, jemur, dan rawatan lainnya

Jika aspek pakan sudah dijalankan dengan baik, tugas berikutnya adalah menjalankan perawatan rutin lainnya seperti mandi dan jemur. Kacer sebaiknya lebih sering dimandikan. Selain bisa membuat tubuhnya selalu segar, mandi secara  rutin bisa membuat burung lebih cepat berbunyi.
Berapa kali kacer sebaiknya mandi setiap hari? Jawabannya relatif. Praktik yang dilakukan pemilik kacer pun bervariasi, ada yang satu kali, dua kali, bahkan sampai tiga kali. Dengan pertimbangan bisa membuat burung selalu dalam kondisi segar, Om Kicau menyarankan aktivitas mandi pada kacer bisa dilakukan 2-3 kali dalam sehari.
Adapun durasi penjemurannya bisa disesuaikan dengan kebiasaan dan kondisi burung. Lazimnya, kacer bakalan dijemur selama 2-3 jam sehari. Tetapi jika kelak sudah gacor, durasi penjemuran sebaiknya dibatasi cukup 2 jam saja. Ini untuk mencegah panas berlebihan yang bisa membuat suara kicauannya terganggu.
Hal penting lainnya adalah pemasteran. Sarena burung yang memiliki banyak suara isian cenderung lebih cepat berkicau atau ngeplong. Isian yang bagus untuk kacer juga relatif, tergantung selera. Jika Anda ingin menurunkan burung ke arena lomba, tren isian untuk kacer saat ini adalah cililin, lovebirdcucak jenggot, dan burung gereja tarung.
Itulah beberapa hal penting mengenai perawatan kacer bakalan agar burung menjadi lebih cepat berkicau dan rajin bunyi.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar