Panduan awal budidaya ulat jerman
Menyambung artikel sebelumnya mengenai Ulat jerman lebih aman daripada ulat hongkong, kali ini Om Kicau ingin memberikan pandual awal budidaya ulat jerman. Siapa tahu hal ini bisa menjadi peluang usaha bagi sobat kicaumania yang kebetulan hingga hari ini belum mendapat pekerjaan, atau siapapun yang ingin memperoleh penghasilan tambahan dari budidaya ulat jerman. Pada bagian akhir tulisan, sobat kicaumania bisa melihat tayangan video budidaya ulat jerman, yang kini menjadi pakan hidup yang banyak digunakan para penggemar burung dan reptil di mancanegara.
—
Seperti diketahui, ulat jerman memiliki panjang tubuh sekitar 6 cm, atau lebih besar daripada ulat hongkong. Perilaku makannya juga jauh berbeda. Kalau ulat hongkong kurang aktif dalam menyantap pakan, dan cepat berubah menjadi kepompok, tidak demikian halnya dengan ulat jerman.
Ulat jerman terkenal sangat rakus. Ia bisa memakan pakan apapun yang disediakan. Selain itu, ulat jerman juga tak terlalu cepat berubah menjadi kepompong, sehingga bisa bertahan lebih lama saat Anda membelinya sebagai persediaan pakan burung.
Siklus hidunya memang lebih lama daripada ulat hongkong. Umurnya bisa mencapai 1 tahun, dan hanya akan menjadi kepompong jika dipisahkan dari larva lainnya. Bandingkan dengan siklus ulat hongkong yang segera menjadi kepompong dalam waktu 12 – 50 hari.
Beberapa penjelasan di atas semoga bisa membekali Anda sebelum memulai usaha budidaya ulat jerman. Nah, bagaimana teknis budidaya ulat jerman?
Dalam artikel sebelumnya (silakan cek di sini), Om Kicau pernah menurunkan tulisan mengenai budidaya ulat hongkong secara praktis, baik untuk diberikan kepada burung piaraan atau penangkaran di rumah, maupun untuk dijual ke pasaran.
Artikel tersebut bisa dijadikan sebagai referensi dalam budidaya ulat jerman, tetapi dengan sedikit perbedaan dalam membuat mereka menjadi kepompong. Dalam hal ini, pisahkan masing-masing individu dari sejenisnya agar mereka cepat berubah menjadi kepompong. Sebab jika masih disatukan dengan ulat lainnya, mereka tak akan pernah berubah menjadi kepompong atau kumbang.
Larva yang digunakan harus berukuran cukup besar, untuk memulai perubahan (morphing). Prosesnya bisa berlangsung selama 5 bulan. Jika tidak sabar, boleh juga menggunakan larva umur 5 bulan / dewasa.
Pilih ulat yang paling besar, lalu masukkan ke dalam wadah kosong (misalnya wadah film 35 mm atau tempat obat yang terbuat dari plastik). Sebab mereka hanya butuh ruangan yang kecil. Masukan ulat ke dalam wadah tersebut tanpa makanan. Hal ini akan memicu perubahan dalam waktu singkat.
—-
Jika Anda melihat ulat sedang meringkuk dalam wadah, berarti proses metamorfosa sedang berlangsung. Jika mereka terlihat lurus dan berwarna kehitaman, ada kemungkinan ulat sudah mati. Tahap ini memakan waktu 1 – 2 minggu.
Biarkan larva di dalam wadah selama menjadi kepompong. Setelah itu, mereka membutuhkan waktu sekitar 1 – 2 minggu lagi untuk menjadi kumbang. Setelah wadah berisi kumbang, segera pindahkan ke wadah baru, misalnya toples atau wadah lainnya.
Wadah toples bisa diisi terlebih dulu dengan voer atau pakan ayam, sebelum kumbang-kumbang dimasukkan. Namun, bisa juga memasukkan lagi beberapa pakan lain seperti potongan wortel dan buah-buahan untuk menjaga kelembaban, seperti yang biasa dilakukan para pembudidaya ulat hongkong.
Setiap dua minggu, kumbang dipindakan ke wadah lain, agar telurnya cepat menetas dan tak dimakan kembali oleh kumbang-kumbang tersebut. Lakukan hal ini secara rutin setiap dua minggu sekali.
Setelah telur menetas menjadi larva atau biasa disebut ulat, tahap berikutnya adalah memindahkan mereka ke tempat cukup besar. Ulat-ulat ini disatukan dalam kandang serta dirawat hingga besar. Selama perawatan, berikan pakan setiap hari, karena ulat jerman terkenal sangat rakus.
Selain itu, jaga kondisi lingkungan di sekitar kandang agar tetap sejuk dan sedikit lembab. Apabila Anda hanya ingin menggunakan ulat jerman untuk konsumsim burung piaraan / penangkaran di rumah, maka setiap saat Anda bisa mengambilnya dari kandang.
Demikianlah informasi singkat, atau panduan awal, mengenenai budidaya ulat jerman. Semoga bisa membuka peluang usaha atau menjadi penghasilan tambahan bagi siapapun yang berminat mengusahakannya.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar