Minggu, 16 Maret 2014

KICAUMANIA INDONESIA, MILIK KITA BERSAMA


KICAUMANIA INDONESIA, MILIK KITA BERSAMA



JAKARTA, (KM) - Lomba Burung Berkicau Walikota Depok Cup yang digelar di halaman Balai Kota Depok, Minggu (9/3/2014) berjalan dengan sukses luar biasa. Dibuka total 24 kelas, diikuti sekitar 1.400 ekor burung, hampir semua kelas full gantangan. 

Acara ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Depok denganwww.kicaumania.or.id (KM) yang merupakan bagian dari rangkaian acara Pencanangan Miniatur Konservasi Hayati Pemerintah Kota Depok.

Gelaran yang diketuai Ridho Pulungan (Renan) dan theja Sanjaya (Theja) ini melahirkan burung jawara-jawara baru, yang mengiringi burung jawara muka lama. event yang berlangsung dalam cuaca yang cerah ini juga tercipta double winner dari tiga burung yang memang tampil cemerlang.

Adalah Raja Top milik Tedy/Yanto (Cibubur) di kelas Murai Batu, Golden Boy milik Hany/Rizal (Brother SF) di kelas Lovebird, dan Kayana milik Novas (PCMI) di kelas Pleci.

Raja Top mengawali kemenangannya di kelas Murai Batu Ring Dinas Pertanian & Peternakan. Tampil begitu dominan dengan tembakannya yang volumenya tembus, Raja Top berhasil mecundangi Murai Batu lawan-lawannya yang mengenakan ring-ring terkenal.

Tedy mengaku, Raja Top merupakan burung pinggiran yang oleh pemilik lamanya hanya dibawa di kelas latberan saja. Namun setelah diangkat dengan nilai transfer Rp37 juta, Raja Top mulai dibawa ke lomba yang lebih bergengsi, termasuk Walikota Depok Cup ini. Tak perlu waktu lama, Raja Top berhasil menorehkan prestasi-prestasinya.

"Ini burung pinggiran dari seorang penghobi burung di Kota Wisata, Cibubur yang tidak senang dengan lomba besar. Setelah dibeli dan menang di lomba yang diadakan Deptan, burung ini langsung mabung, dan baru sekarang bisa turun lagi," ujar Tedy.

Tedy mengungkapkan, Raja Top merupakan burung tangkaran dari seorang penangkar kecil, yang menangkar asal-asalan. Sehingga, tidak heran jika ring yang dikenakan Raja Top bukan ring terkenal.

"Raja Top silsilahnya kurang jelas. Kabarnya dari orang yang iseng-iseng nangkar aja. Lihat saja ringnya, hanya tulisan angka yang bisa dibeli eceran di toko-toko burung," ungkapnya.

Namun, untuk kualitas Raja Top tidak diragukan lagi. Terbukti, di kelas paling bergengsi Murai Batu Walikota dengan hadiah Rp10 juta, Raja Top kembali menunjukkan dominasinya.

Berada di posisi gantangan nomor 39, Raja Top berhasil memukau penonton yang ada meski jarak pagar dengan gantangan cukup jauh. Raja Top membuktikan bahwa burung tangkaran bisa mempermalukan burung-burung top hasil tangkapan hutan.

Joko, yang menjadi joki untuk Raja Top saat lomba mengungkapkan, rawatan Raja Top terbilang sangat mudah. Mandi pagi dan sore, extra fooding (EF) jangkrik 7/7 pagi/sore, dan kroto sesendok. 

"Untuk persiapan lomba, burung diistirahatkan 3 hari sebelum lomba, EF diperbanyak, dan makan jangkrik semaunya," bebernya.





Foto-foto Raja Top



Khusus kelas Lovebird, panitia sengaja membatasi maksimal 42 gantangan. Seperti diketahui, kelas Lovebird merupakan kelas yang rawan kontroversi ketika jumlah gantangan terlalu banyak.

Ketua Umum KM, Goesnadi Tirtosoediro (Goes) mengakui bahwa khusus kelas Lovebird dalam lomba kali ini sangat luar biasa tertib. Menurutnya, pembatasan jumlah gantangan merupakan langkah efektif untuk meyakinkan para peserta bahwa burungnya pasti dipantau oleh juri.

"Sekarang ini kualitas burung Lovebird yang dilombakan bagus-bagus. Jika jumlah gantangan terlalu banyak, dengan karakter burung seperti itu akan sulit bagi juri untuk memantau semua burung bagus. Dengan gantangan hanya 42, pelomba jadi lebih tenang dan yakin burungnya terpantau," ujarnya.

Lovebird dibuka empat kelas, Golden Boy milik Hany Paroko dari Brother SF berhasil memboyong dua trophy dari empat kelas tersebut yakni Kelas Dinas Komunikasi A dan Dinas Komunikasi D. Golden Boy memang menjadi buah bibir saat terjadi transfer dari Jaya Bird Farm (JBF) senilai Rp100 juta baru-baru ini. Ternyata nilai yang cukup fantastis tersebut mampu dijawab Golden Boy dengan prestasinya.

Prestasi Golden Boy dalam dua bulan terakhir ini memang mentereng. Setelah menjuarai Seri Penutup Liga Ronggolawe Jabodetabek di Bekasi (26/1), Media BnR Cup di Jakarta (23/2), disusul HUT TVRI Jabar di Bandung (2/3).

Di kelas Lovebird Dinas Komunikasi B, Jamilah milik H Tavip (Jakarta) didapuk menjadi juaranya, sementara di Kelas Dinas Komunikasi C berhasil diduduki Indah Jaya milik Mitra ABH (Jakarta).






Di kelas Pleci tak mau ketinggalan menorehkan prestasi, Kayana milik Novas 88 CKC dari PCMI juga berhasil meraih double winner dalam dua kelas yaitu Pleci A 220 Volt dan Pleci B 220 Volt, yang full gantangan juga.

Kayana menjadi juara pertama saat turun d Kelas Pleci A, disusul N-Qory milik H Asep (Bandung) yang harus puas berada di posisi kedua.

Novas nampaknya berhasil menciptakan burung prestasi di kelas Pleci. Di Kelas Pleci B, Novas menempatkan dua burungnya di peringkat teratas yakni Kayana dan Pangeran Muda, gaconya yang lain sebagai juara kedua. Masih kurang puas, mengisi posisi lima ada Golden Boy yang juga milik Novas.

Di dua kelas kenari, yang juga full gantangan, terlihat wajah-wajah lama yang terbiasa menjadi juara. di antaranya ada Yogi yang membawa empat gacoan yang kesemuanya berhasil menorehkan prestasi. Selain Viper yang berhasil menjadi juara 1 di salah satu kelas kenari, Gacoan Yogi yang koncer lainnya adalah kenari Mawar Hitam (juara 2), Mahadewi (juara 3 dan 6), dan Lontong (juara 5 dan 6).

Di Kelas Dinas Kelautan, Viper berhasil mengungguli Super Struk milik H Imam Zakaria (Jakarta). namun di Kelas Konservasi, Super Struk berhasil menduduki posisi pertama meredam Viper yang merosot di posisi keempat.

Di tengah dominasi burung-burung kenari tenar, terdapat pendatang baru yang siap mengancam. Adalah Janujazz milik Kiky dari Pletos SF berhasil masuk 5 besar. Tampil di Kelas Dinas Kelautan, gaco anyar ini berada di urutan keempat.






Persaingan ketat juga terjadi di kelas Cucak Hijau yang dibuka tiga kelas. Saking ketatnya, posisi juara diisi burung berbeda-beda silih berganti. 

Di Kelas Dinas Pertanian, posisi teratas dikuasai Chivas milik Ferry (Jakarta). Di Kelas Dinas Komunikasi dan Informasi didominasi oleh Gladiator jagoan Anton/Cecep (Jakarta). Sementara Kelas Konservasi, Pangeran Jayakarta milik Robby/Itoy (Jakarta) berhasil memuncaki.

Sementara di kelas kacer yang dibuka dua kelas, Macan Sakti milik Priyo (Duta JAE Bekasi) didapuk menjadi juara pertama di kelas Kelas Dinas Komunikasi dan Informasi. Sedangkan Bodrex milik H Mahfud dari Comet Team berhasil menduduki posisi teratas di Kelas Dinas Pertanian dan Peternakan.

Di kelas Pentet, di luar dugaan juga nampak full gantangan. Babylon, milik Duta Ong dari BSD City berhasil menguasai gantangan, disusul Bomber milik Rama asal Cikampek menjadi juara kedua, dan Raja Langit gacoan Budi/Yadi dari Cibubur mengisi posisi ketiga.

Secara keseluruhan, lomba berjalan dengan lancar, meski ada sedikit kendala pada penerapan software nominasi, namun dengan sangat cepat bisa teratasi. Alhasil, dari 24 kelas yang dilombakan, bisa dibilang hampir tidak ada protes dari peserta lomba.

1 komentar: