Jumat, 07 Februari 2014

Merawat lovebird di musim hujan / cuaca dingin

Sebagian wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan. Inilah masa di mana burung peliharaan umumnya merasa kurang nyaman. Sebab sebagian besar burung kicauan yang kita pelihara adalah burung lokal, yang di alam liar pun terbiasa dengan iklim tropis yang hangat.  Lovebird, meski bukan plasma nutfah asli Indonesia, habitat aslinya bahkan di kawasan Afrika yang lebih hangat daripada Indonesia. Karena itu, pada saat cuaca dingin seperti musim hujan ini, perlu perhatian ekstra dalam perawatan lovebird.
Lovebird rentan sakit pada cuaca yang dingin
Lovebird rentan sakit pada saat cuaca dingin.
—-
Perubahan iklim global memang menyebabkan cuaca pada musim hujan dalam satu dekade terakhir ini agak berbeda dari beberapa dekade sebelumnya. Kita sering merasakan cuaca yang sangat panas, namun mendadak turun hujan disertai angin kencang dan udara yang dingin.
Om Kicau pernah menurunkan artikel mengenai cara  yang berlaku untuk berbagai jenis burung kicauan. Kali ini khusus membahas lovebird, baik burung lomba maupun burung rumahan, mengingat habitat aslinya jauh lebih hangat daripada Indonesia.
Benar, lovebird yang berasal dari penangkaran di negeri kita tentu sudah beradaptasi dengan cuaca di Indonesia. Namun karena bukan plasma nutfah asli Indonesia, tetap saja susunan genetiknya sama seperti lovebird yang ada di habitat aslinya. Susunan genetik ini sudah ditakdirkan Sang Khalik untuk lovebird, agar mampu bertahan hidup di habitatnya yang panas.
Di Eropa dan Amerika Utara, di mana lovebird juga marak dipelihara dan diternak, para penggemar burung biasanya memiliki mesin penghangat ruangan. Tidak usah memelihara lovebird pun, masyarakat setempat umumnya memiliki mesin penghangat ruangan, atau setidaknya tungku api, untuk memperoleh kehangatan pada musim dingin.
Musim dingin yang memiliki suhu udara di bawah 10 derajat Celcius (°C), bahkan di Skandinavia bisa di bawah nol °C, tentunya akan menyulitkan lovebird bisa mempertahankan hidupnya. Sebab, lovebird tidak mampu bertahan hidup pada suhu di bawah 16°C / 64°F. Pada kondisi tersebut, lovebird akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh hingga titik terendah, sehingga rentan terserang penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.
Karena suhu udara di Indonesia tidak seekstrem Eropa, tentu kita tidak memerlukan mesin penghangat untuk perawatan lovebird. Tapi yang perlu dilakukan adalah menghindari burung dari terpaan angin secara langsung, baik melalui lubang ventilasi, pintu, maupun kipas angin secara langsung. Sebab hal ini akan membuat burung mudah stres, terlebih jika cuaca dingin saat hujan atau selepas hujan.
Karena itulah, penggantangan atau lokasi menggantang sangkar lovebird harus menjadi pertimbangan agar burung Anda tetap sehat, lincah, dan rajin berkicau.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kehangatan lovebird selama musim hujan, seperti uraian berikut ini :
1. Memasang lampu full spektrum
Selama musim hujan, Anda bisa mengganti lampu biasa dengan lampu full spektrum. Lampu ini memiliki suhu warna 5500 K (Kelvin), dan memiliki cahaya yang menyerupai sinar matahari, sehingga baik bagi kesehatan burung terutama di musim hujan.
Sebab pada musim hujan, khususnya mulai awal Januari hingga akhir Februari nanti, intensitas sinar matahari yang menerpa sebagian besar wilayah Indonesia mengalami penurunan. Untuk menjemur burung pun susah. Baru dijemur sebentar, sudah mendung, bahkan turun hujan.
Jadi, ketika cuaca seperti itu, penggunakan lampu full spektrum sangat membantu. Lovebird bisa disimpan di dalam ruangan dengan penerangan dari lampu tersebut. Lampu ini juga sangat bagus untuk lovebird yang ditangkarkan, karena bisa membantu burung induk tetap produktif selama musim hujan.
2. Menutup sangkar dengan kerodong
Diusahakan burung lebih sering dikerodong, terutama ketika cuaca mendung atau turun hujan, disertai dengan embusan angin kencang. Sepanjang burung tetap full kerodong, boleh saja sejak pagi hingga sore hari digantung di teras rumah. Yang penting tempias air hujan tidak mengenai sangkarnya.
Fungsi kerodong, selain menjaga burung dari embusan angin yang terlalu dingin di musim hujan, juga menjaga suhu dalam sangkar tetap hangat.
3. Memberikan tenggeran elektrik
Tenggeran yang dilengkapi dengan penghangat
Tenggeran elektrik
Di luar negeri, khususnya di Eropa dan Amerika Utara, banyak penggemar burung paruh bengkok (termasuk lovebird) yang menggunakan tenggeran elektrik saat musim dingin tiba. Fungsinya sebagai pemanas atau penghangat sewaktu burung bertengger.
Anda tidak akan menemukan barang tersebut di Indonesia. Tetapi bisa saja membeli secara online melalui beberapa situs jual-beli terkemuka seperti Amazon atau Ebay dengan kata kunci electric perch.
4. Porsi dan menu pakan ditambah
Coba kita merenung, kalau saat udara dingin, perut mudah lapar bukan? Ini karena energi yang berasal dari makanan langsung diolah dan dimanfaatkan untuk melawan hawa dingin. Nah, begitu pula dengan burung, termasuk lovebird. Karena itu, jika cuaca cenderung dingin dalam waktu cukup lama, porsi pakan untuk lovebird perlu ditambah. Menu juga bisa ditambah agar lebih bervariasi.
Berbeda dari jenis burung kicauan seperti murai batu atau kacer yang bisa diberi ulat hongkok atau porsi jangkrik ditambah  supaya tubuh terasa hangat, lovebird dan burung paruh bengkok lainnya bisa diberi pakan racikan berbahan dasar telur rebus atau eggfood.
Eggfood memiliki kandungan protein dan energi tinggi yang bisa menghangatkan tubuh lovebird. Bagaimana cara membuat eggfood, silakan buka arsipnya di sini.
Pakan lain seperti biji kuaci, millet, kangkung, sayuran hijau, dan buah-buahan tetap harus selalu tersedia selama musim hujan, karena dari situlah burung bisa mendapatkan energi dan protein yang dibutuhkan.
5. Memperbanyak multivitamin selama musim hujan
Selama musim hujan, biasakan burung selalu diberi multivitamin untuk agar mekanisme pertahanan tubuhnya tetap berfungsi optimal. Apabila ada dua lovebird dalam satu rumah, yang satu sakit dan  yang satu lagi sehat, itu akibat mekanisme pertahanan tubuh pada saat muncul serangan penyakit memang berbeda. Burung dengan mekanisme pertahanan tubuh yang optimallah yang tidak tertembus agen-agen penyakit.
Beberapa pemilik lovebird lomba pun membiasakan memberi multivitamin kepada burung. Salah satunya adalah Joko TB dari Berkah SF Cirebon yang memiliki beberapa lovebird jawara seperti Alphard, Fortune, Ferrari, dan BMW. Setiap pagi, burung-burungnya diberi multivitamin.
Anda pun perlu menerapkan kebiasaan tersebut, meski sebenarnya boleh tidak setiap hari. Pada musim hujan, Anda bisa memberikan multivitamin (misalnya BirdVit) 4-5 kali seminggu. Tetapi jika musim hujan sudah berlalu, frekuensi pemberiannya dapat diturunkan menjadi 2-3 kali seminggu.
Itulah beberapa hal penting mengenai perawatan lovebird dalam cuaca dingin, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Lebih baik  bersikap proaktif, daripada reaktif: baru bertindak jika burung terlanjur sakit.
Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan, khususnya untuk burung yang sering dilombakan, adalah segera menjemur burung jika cuaca sedang cerah. Namun, harus ada orang yang memantaunya. Siapa tahu cuaca tiba-tiba berbalik mendung. Ya, namanya juga perubahan iklim global, cuaca seringkali ekstrem, dan kita tak bisa mencegahnya.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar