Memaster kenari dengan mp3 BT ala Om Hendra
O
m Hendra Adipranata merupakan penggemar kenari yang mukim di Malang: daerah yang termasuk sentra kenari terbesar di Indonesia. Dia juga dikenal piawai dalam memaster kenari. Beberapa waktu lalu, Om Hendra mengupload video kenari umur 5 bulan yang sudah isian full blackthroat (BT) tanpa ngglender, meski sempat “terganggu” suara kenari milik tetangga. Berikut ini tips Om Hendra dalam memaster kenari, menggunakan BT sebagai “guru” alias burung masternya, meski berupa audio mp3.
Om Hendra mulai memaster kenarinya ketika masih berumur 20 hari. Ini memang merupakan waktu terbaik untuk mulai mengajari anakan kenari dengan burung master, misalnya blackthroat, sehingga saat dewasa nanti sudah isian fullBT. Sekadar perbandingan, Om Likin dari Solusindo Canary Klaten dan Om Helmy Asalvo memulai pemasteran ketika bahan berumur 25 hari. Jadi, selisih sedikitlah…
Kebetulan, kenari yang dimaster memiliki dua saudara sepenetasan yang semuanya betina. Artinya, ketika memulai pemasteran, dua anakan yang betina juga ikut mendengar, karena ketiganya berada dalam satu sangkar.
“Pada saat sudah bisa makan sendiri, sekitar umut 30 hari, burung saya pisah dari kedua saudaranya yang betina. Selain itu, burung saya pindahkan di tempat penangkaran lain agar tak bisa mendengar suara pejantan kenari asli (standar) milik saya yang lain,” kata Om Hendra, sebagaimana diceritakan dalam websitenya hamikron.com.
Menggunakan mp3 BT dari ponsel
Dalam pemasteran ini, Om Hendra tidak menggunakan burung asli, dalam hal ini blackthroat, namun suara mp3 yang diputar melalui telepon selular (ponsel). Suara masteran tersebut dia perdengarkan sebanyak 3 – 4 kali dalam sehari, masing-masing dengan durasi 15 menit.
“Biasanya, waktu pemasteran pagi hari setelah dijemur. Kemudian siang hari, dan menjelang kenari tidur pada malam hari. Volume yang diputar dari suara masteran rendah saja, dan cenderung seperti kriwikan burung blackthroat. Yang penting, lagunya jelas dan tegas. Selain itu, sumber suara (ponsel) didekatkan di kandangnya,” tambah Om Hendra.
Hanya dalam waktu 25 hari, atau saat berumur 1,5 bulan, kenari sudah mulai belajar ngoceh dengan suara ngeriwik. Namun, pada saat berumur 2 bulan, muncul masalah dalam pemasteran. Kebetulan tetangga sebelah baru saja membeli tetangga yang volumenya keras.
“Tidak ada yang bisa saya lakukan. Akhirnya, ya saya biarkan saja. Namun suara masteran BT tetap saya perdengarkan, meski intensitasnya cenderung berkurang. Sebab, waktu itu, saya berfikir kenari saya pasti akan ngglender atau kembali ke suara kenari asli,” jelas Om Hendra lebih lanjut.
Sebulan kemudian, kenarinya yang sudah berumur 3 bulan mulai bernyayi lebih jelas dan lebih keras. Hebatnya, suara yang muncul lebih dominan BT daripada suara kenari asli. Dugaan bahwa kenarinya bakal ngglenderrupanya keliru.
“Wah, saya mulai semangat memaster kembali dengan intensitas yang lebih darioada biasanya. Dan, ketika berumut empat setengah bulan, suaranya benar-benar isian full blackthroat. Kabar baiknya lagi, tetangga sebelah memutuskan menjual kenarinya yang sempat mengganggu pemasteran kenari saya. Maka, pemasteran pun makin lancar,” tutur Om Hendra lagi.Menurut Om Hendra, suara kenari isian biasanya belum stabil jika umurnya masih muda. Hal ini juga pernah dijelaskan Om Likin Solusindo, bahwa ia biasanya akan memantau perkembangan suara isian pada kenari saat berumur lima bulan: apakah tetap full isian, atau ngglender ke suara aslinya.
Salah satu cara untuk mencegah agar suaranya tidak ngglender adalah menjauhkannya dari sesama kenari, terutama yang masih memiliki suara asli. Jadi burung jangan sampai melihat atau mendengar kenari yang suaranya masih asli.
Selain itu, burung harus terus ditempel burung master, atau harus selalu diperdengarkan mp3 BT dari ponsel. Kalau sudah berumur minimal 1 tahun, isian bisa stabil, apalagi kalau sudah 2 tahun.
Note:
- Download audio blackthroat (format mp3) di sini.
- Ikuti pula artikel Memilih dan memaster kenari untuk lomba, berdasarkan tren di beberapa daerah.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar